Panduan Lengkap Perawatan Ikan Gurame dari Lahir sampai Dewasa Siap Produksi

Panduan Lengkap Perawatan Ikan Gurame dari Lahir sampai Dewasa Siap Produksi

pchotdeals.com,9 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

Ikan gurame (Osphronemus gouramy) adalah salah satu komoditas perikanan air tawar yang populer di Indonesia karena rasanya yang lezat, tekstur daging yang lembut, dan nilai ekonomis yang tinggi. Budidaya ikan gurame menjanjikan keuntungan besar, tetapi memerlukan perawatan intensif dan pengetahuan mendalam untuk memastikan pertumbuhan optimal dari tahap telur hingga siap panen. Panduan ini memberikan penjelasan rinci, profesional, dan sistematis tentang perawatan ikan gurame dari lahir (telur) hingga dewasa siap produksi, mencakup tahap pembenihan, pendederan, pembesaran, hingga panen, dengan fokus pada aspek teknis, manajemen kolam, pakan, dan pencegahan penyakit.


1. Tahap Pembenihan: Dari Telur hingga Larva Menetaskan Telur dan Memelihara Larva Ikan Gurame - Pusat Benih Ikan murah  dan Berkualitas

Pembenihan adalah langkah awal dalam budidaya ikan gurame, yang meliputi pemilihan indukan, pemijahan, penetasan telur, dan perawatan larva hingga menjadi benih berukuran 5–7 cm. Tahap ini sangat kritis karena menentukan kualitas benih yang akan dibesarkan.

1.1. Pemilihan Indukan

Indukan yang berkualitas menghasilkan telur dan benih dengan daya tahan tinggi. Berikut adalah kriteria pemilihan indukan:

  • Usia: 4–7 tahun, saat indukan berada pada masa produktif.

  • Berat: 1,5–2 kg per ekor.

  • Ciri Fisik Induk Jantan:

    • Benjolan di kepala bagian atas.

    • Rahang bawah tebal.

    • Tidak ada bintik hitam pada kelopak sirip dada.

    • Mengeluarkan sperma berwarna putih saat perut ditekan.

    • Tingkah laku: Aktif membuat sarang dari rumput kering atau ijuk.

  • Ciri Fisik Induk Betina:

    • Kepala bagian atas datar.

    • Rahang bawah tipis.

    • Perut besar, bulat, dan lunak saat diraba.

    • Mengeluarkan telur berwarna putih saat perut ditekan ke arah kelamin.

  • Sumber Indukan: Pilih dari peternak terpercaya atau Balai Benih Induk (BBI) untuk memastikan kesehatan dan riwayat genetik yang baik.

1.2. Persiapan Kolam Pemijahan Panduan Lengkap Cara Budidaya Ikan Gurame Hingga Panen

Kolam pemijahan harus dirancang untuk mendukung proses perkawinan alami dan penetasan telur:

  • Ukuran: 200–300 m² dengan kedalaman 75–100 cm.

  • Kepadatan: 1 ekor indukan per 2–10 m².

  • Kualitas Air:

    • Suhu: 24–28°C.

    • pH: 6,5–8,0.

    • Oksigen terlarut: Minimal 2 mg/L.

    • Pergantian air: 10–15% per hari.

  • Substrat Sarang: Sediakan ijuk, rajutan karung, atau serat kelapa untuk induk jantan membuat sarang. Anyaman bambu (sosog) dapat ditancapkan untuk memudahkan penempatan sarang.

  • Kebersihan: Pastikan kolam bebas lumpur dan sedimen pasir di dasar untuk memudahkan pengamatan aktivitas ikan.

1.3. Proses Pemijahan

Pemijahan dilakukan secara alami dengan rasio jantan dan betina 1:3.

  • Pembuatan Sarang: Induk jantan membangun sarang selama 15 hari menggunakan bahan seperti ijuk atau rumput kering.

  • Pemijahan: Jantan mengajak betina ke sarang untuk bertelur. Setelah pemijahan, betina menutup sarang dengan ijuk atau rumput kering dan menjaga telur dengan mengipasi siripnya untuk meningkatkan kadar oksigen. Jantan pindah untuk membuat sarang baru dan memijah dengan betina lain.

  • Penanganan Telur: Telur yang siap menetas memiliki bau amis dan lapisan minyak di atas sarang. Telur menetas dalam 24–48 jam menjadi larva (kebul).

1.4. Perawatan Larva

Larva berumur 12–30 hari (ukuran sebesar biji oyong) sangat rentan dan membutuhkan perhatian khusus:

  • Kolam Pembenihan:

    • Ukuran: 50–100 m², kedalaman 30–50 cm.

    • Kepadatan: 5–50 ekor/m².

  • Pakan:

    • Hari 1–5: Kuning telur (yolk sac) sebagai sumber nutrisi alami.

    • Hari 6–15: Plankton alami (dari pemupukan kolam dengan pupuk organik) atau pakan mikro seperti rotifera.

    • Hari 16–30: Pelet halus (protein 40%) dengan dosis 10% dari bobot tubuh, diberikan 3–4 kali sehari.

  • Kualitas Air: Jaga suhu 24–30°C, pH 7–8, dan oksigen minimal 2 mg/L. Gunakan aerator jika perlu.

  • Pencegahan Penyakit: Karantina larva baru dan pantau tanda-tanda penyakit seperti perubahan warna atau gerakan tidak normal.

1.5. Hasil Pembenihan

Setelah 2–4 bulan, larva mencapai ukuran 5–7 cm (berat 10–15 g) dan siap dipindahkan ke kolam pendederan. Produktivitas telur bervariasi berdasarkan jenis gurame:

  • Gurame bluesafir: ~3.000 butir.

  • Gurame porselen: Hingga 10.000 butir.


2. Tahap Pendederan: Dari Benih hingga Remaja 8 Tahap Pendederan IKAN GURAME dan Pemeliharaan Larva Ikan Gurami - Berita  pertanian mitalom

Pendederan adalah tahap pemeliharaan benih hingga mencapai ukuran 8–12 cm (berat 150 g), yang biasanya memakan waktu 3–6 bulan. Tujuannya adalah menghasilkan benih yang kuat untuk tahap pembesaran.

2.1. Persiapan Kolam Pendederan

  • Ukuran: 200 m², kedalaman 60–100 cm.

  • Kepadatan: 25–50 ekor/m² untuk benih ukuran 5–7 cm.

  • Kualitas Air:

    • Suhu: 24–30°C.

    • pH: 7–8.

    • Oksigen: Minimal 2 mg/L.

  • Persiapan Kolam:

    • Bersihkan kolam dari hama dan lumpur.

    • Taburkan kapur pertanian (1–2 kg/m²) untuk menetralkan pH dan membunuh patogen.

    • Diamkan air selama 3–4 hari sebelum penebaran benih.

2.2. Penebaran Benih

  • Waktu: Pagi (07.00–09.00) atau sore (16.00–18.00) untuk mengurangi stres.

  • Aklimatisasi:

    • Apungkan wadah berisi benih di kolam selama 10–15 menit untuk menyesuaikan suhu.

    • Masukkan air kolam ke wadah secara perlahan, lalu biarkan benih keluar sendiri.

  • Ukuran Benih: Pilih benih 5–7 cm (berat 10–15 g) untuk daya tahan lebih baik.

2.3. Pemberian Pakan

  • Jenis Pakan:

    • Pelet halus (protein 25–30%) dengan dosis 10% dari bobot tubuh.

    • Pakan alami: Daun talas, kangkung, atau pepaya (0,5% dari bobot tubuh).

  • Frekuensi: 2–3 kali sehari (pagi dan sore).

  • Catatan: Gurame lambat merespons pakan buatan, jadi berikan pakan secara bertahap untuk menghindari sisa pakan yang mencemari air.

2.4. Manajemen Kesehatan

  • Pemantauan: Periksa tanda-tanda penyakit seperti luka, perubahan warna, atau gerakan lambat.

  • Karantina: Pisahkan benih yang sakit untuk mencegah penyebaran.

  • Kebersihan Kolam: Bersihkan sisa pakan dan kotoran secara rutin untuk mencegah penumpukan amonia.

2.5. Hasil Pendederan

Setelah 3–6 bulan, benih mencapai ukuran 8–12 cm (berat 150 g) dan siap dipindahkan ke kolam pembesaran. Benih pada tahap ini disebut “benih tiga jari” dan memiliki harga pasar Rp3.000–Rp5.000 per ekor.


3. Tahap Pembesaran: Dari Remaja hingga Dewasa Siap Produksi INFOMINA] Cara Budidaya Ikan Gurame Tahap Pembesaran

Pembesaran adalah tahap akhir untuk menghasilkan ikan gurame konsumsi dengan bobot 500 g–1 kg (2–3 ekor/kg). Tahap ini memakan waktu 6–12 bulan, tergantung pada ukuran awal benih dan manajemen budidaya.

3.1. Persiapan Kolam Pembesaran

  • Ukuran: Minimal 1.000 m², kedalaman 70–100 cm.

  • Kepadatan: 10–20 ekor/m² untuk menghindari stres dan penyakit.

  • Kualitas Air:

    • Suhu: 27–30°C.

    • pH: 6–8.

    • Oksigen: Minimal 2 mg/L, gunakan aerator jika perlu.

  • Persiapan:

    • Taburkan kapur pertanian dan pupuk organik untuk meningkatkan plankton sebagai pakan alami.

    • Pasang filter atau saringan pada saluran masuk/keluar air untuk mencegah hama.

3.2. Pemberian Pakan

  • Jenis Pakan:

    • Pelet apung (protein 25–28%) dengan dosis 2–3% dari bobot tubuh.

    • Pakan alami: Daun talas, kangkung, pepaya, sente, caisim, atau kembang kol.

    • Pakan tambahan: Dedak, ampas tahu, atau bungkil kedelai untuk menghemat biaya.

  • Frekuensi: 2 kali sehari (pagi dan sore).

  • Tips: Berikan pakan sedikit demi sedikit untuk mencegah sisa pakan mencemari air, terutama pada kolam terpal.

3.3. Manajemen Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

Ikan gurame rentan terhadap penyakit seperti infeksi bakteri (Aeromonas), jamur, atau parasit (Ichthyophthirius). Langkah pencegahan meliputi:

  • Kebersihan Kolam: Bersihkan kotoran dan sisa pakan secara rutin.

  • Kualitas Air: Pantau pH, suhu, kadar amonia, dan oksigen. Ganti air 10–15% per hari jika perlu.

  • Karantina: Ikan baru harus dikarantina selama 7–14 hari sebelum masuk kolam.

  • Vaksinasi: Konsultasikan dengan ahli perikanan untuk vaksin yang sesuai.

  • Pemantauan: Pisahkan ikan yang menunjukkan tanda-tanda penyakit (luka, perubahan warna, gerakan lambat) dan gunakan obat ikan yang aman sesuai dosis.

3.4. Pemeliharaan Kolam

  • Aerasi: Gunakan aerator untuk menjaga kadar oksigen, terutama pada kolam dengan kepadatan tinggi.

  • Pagar/Jaring: Pasang pengaman untuk mencegah ikan melompat keluar atau dimangsa predator.

  • Sortasi: Lakukan sortir setiap 2–3 bulan untuk memisahkan ikan berdasarkan ukuran, mencegah kanibalisme, dan memastikan pertumbuhan seragam.

3.5. Hasil Pembesaran

Setelah 6–12 bulan, ikan gurame mencapai bobot konsumsi 500 g–1 kg (2–3 ekor/kg), tergantung permintaan pasar. Beberapa pasar menginginkan bobot lebih besar (1,5–2 kg) untuk restoran premium. Harga pasar untuk ikan konsumsi berkisar Rp30.000–Rp60.000 per kg, sementara calon indukan (2–4 kg) dijual hingga Rp60.000 per kg.


4. Panen dan Pasca-Panen

Panen dilakukan saat ikan mencapai ukuran yang diinginkan, biasanya setelah 6–8 bulan pada tahap pembesaran atau 12 bulan dari penetasan telur.

4.1. Persiapan Panen

  • Puasa: Puasakan ikan selama 1 hari sebelum panen untuk mengurangi stres dan membersihkan saluran pencernaan.

  • Waktu: Pagi (05.00–08.00) atau sore (16.00–18.00) untuk menjaga kesegaran ikan.

  • Peralatan: Gunakan jaring halus atau serokan untuk menghindari luka pada ikan.

4.2. Teknik Panen

  • Penyusutan Air: Kurangi air kolam hingga 20–30 cm, sehingga ikan berkumpul di kamalir (saluran pembuangan).

  • Penangkapan: Gunakan jaring halus yang dipegang dua orang atau serokan untuk menangkap ikan.

  • Sortasi: Pisahkan ikan berdasarkan ukuran dan kualitas. Ikan yang belum mencapai ukuran konsumsi dapat dipelihara kembali.

4.3. Pasca-Panen

  • Penyimpanan: Simpan ikan di tempat teduh, hindari sinar matahari langsung, dan gunakan wadah berisi air bersih untuk menjaga kesegaran.

  • Pengemasan: Gunakan keranjang bambu atau wadah berlubang untuk transportasi, pastikan sirkulasi udara baik.

  • Distribusi: Koordinasikan dengan pembeli (pasar tradisional, restoran, atau supermarket) untuk memastikan ikan sampai dalam kondisi segar.


5. Tips Tambahan untuk Keberhasilan Budidaya

5.1. Pemilihan Jenis Gurame

Beberapa varietas gurame memiliki karakteristik berbeda:

  • Gurame Soang (Angsa): Berat hingga 8 kg, produktivitas telur rendah.

  • Gurame Bluesafir: Pertumbuhan cepat, produktivitas telur ~3.000 butir, harga benih Rp3.000 per ekor.

  • Gurame Porselen: Berat 2 kg, produktivitas telur hingga 10.000 butir, harga jual tinggi.

  • Gurame Kapas: Berat 1,5 kg, cocok untuk konsumsi.Pilih varietas sesuai tujuan (konsumsi atau pembenihan) dan kondisi lingkungan.

5.2. Manajemen Keuangan

  • Modal Awal: Termasuk biaya kolam, benih, pakan, dan peralatan (aerator, jaring, dll.). Modal untuk 1.000 ekor benih bisa mencapai Rp10–20 juta.

  • Analisis Usaha: Hitung biaya tetap (kolam, peralatan) dan variabel (pakan, obat) untuk memperkirakan keuntungan. Harga benih ukuran 4–6 cm sekitar Rp700–Rp1.000 per ekor, sedangkan ikan konsumsi Rp16.000–Rp24.000 per kg.

  • Pemasaran: Sasar pasar menengah ke atas (restoran, hotel) untuk harga lebih tinggi, tetapi jangan abaikan pasar tradisional yang memiliki permintaan stabil.

5.3. Teknologi dan Inovasi

  • Aerasi Otomatis: Gunakan sistem aerasi untuk menjaga kadar oksigen.

  • Pemberian Pakan Otomatis: Kurangi tenaga kerja dan pastikan pakan diberikan tepat waktu.

  • Pemantauan Kualitas Air Real-Time: Gunakan sensor untuk memantau pH, suhu, dan amonia.

5.4. Tantangan dan Solusi

  • Pertumbuhan Lambat: Atasi dengan pakan berkualitas tinggi (protein 25–30%) dan kepadatan kolam yang sesuai.

  • Penyakit: Terapkan manajemen kesehatan yang ketat dan konsultasikan dengan ahli perikanan.

  • Biaya Pakan: Kombinasikan pelet dengan pakan alami seperti daun-daunan untuk menghemat biaya.


6. Ringkasan Tahapan dan Waktu

Tahap

Durasi

Ukuran/Bobot

Kegiatan Utama

Pembenihan

2–4 bulan

5–7 cm (10–15 g)

Pemilihan indukan, pemijahan, penetasan telur, perawatan larva

Pendederan

3–6 bulan

8–12 cm (150 g)

Pemeliharaan benih, pemberian pakan halus, manajemen kualitas air

Pembesaran

6–12 bulan

500 g–1 kg (2–3 ekor/kg)

Pemberian pakan protein tinggi, pencegahan penyakit, sortasi

Panen

1 hari

500 g–2 kg

Penyusutan air, penangkapan dengan jaring halus, sortasi, dan distribusi

Total waktu dari telur hingga panen: 12–18 bulan, tergantung ukuran benih awal dan manajemen budidaya.


Kesimpulan

Budidaya ikan gurame dari lahir hingga dewasa siap produksi adalah proses yang membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan pengetahuan teknis. Dengan memilih indukan berkualitas, menjaga kualitas air, memberikan pakan bergizi, dan menerapkan manajemen kesehatan yang baik, peternak dapat menghasilkan ikan gurame dengan bobot dan kualitas optimal. Meskipun tantangan seperti pertumbuhan lambat dan risiko penyakit ada, strategi seperti penggunaan pakan alami, teknologi aerasi, dan pemasaran yang efektif dapat meningkatkan keuntungan. Dengan harga jual yang stabil (Rp30.000–Rp60.000 per kg) dan permintaan pasar yang tinggi, budidaya gurame adalah peluang bisnis yang menjanjikan, terutama untuk pasar menengah ke atas. Panduan ini diharapkan menjadi acuan lengkap bagi peternak pemula maupun berpengalaman untuk mencapai panen yang melimpah dan berkualitas.

BACA JUGA: Panduan Perawatan Kerbau dari Lahir sampai Dewasa Siap Produksi

BACA JUGA: Suaka untuk Burung: Konservasi, Manajemen, dan Peran dalam Pelestarian Biodiversitas

BACA JUGA: Detail Planet Mars: Karakteristik, Struktur, dan Misteri Terkecil di Tata Surya