Panduan Lengkap Perawatan dan Pembibitan Ikan Kerapu Cantang: Sukses Budidaya dengan Teknik Terbaik

Panduan Lengkap Perawatan dan Pembibitan Ikan Kerapu Cantang: Sukses Budidaya dengan Teknik Terbaik

Penulis: Riyan Wicaksono

Editor: Muhammad Kadafi

Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

pchotdeals.com, 29 Mei 2025

Rahasia Sukses Budidaya Ikan Kerapu Cantang: Alternatif Pakan dan  Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan - Fakultas Perikanan dan Kelautan

Ikan kerapu cantang (Epinephelus fuscoguttatus × Epinephelus lanceolatus), hasil hibridisasi antara kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) sebagai induk betina dan kerapu kertang (Epinephelus lanceolatus) sebagai induk jantan, merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan di Indonesia. Dikenal karena pertumbuhannya yang cepat, ketahanan terhadap penyakit, dan nilai ekonomis tinggi, ikan ini menjadi favorit di pasar domestik dan ekspor. Dengan permintaan yang terus meningkat, budidaya kerapu cantang di keramba jaring apung (KJA) menawarkan peluang besar bagi pembudidaya. Artikel ini menyajikan panduan lengkap tentang perawatan dan pembibitan ikan kerapu cantang, mencakup teknik pembenihan, pemeliharaan, pengelolaan pakan, penanganan penyakit, dan pemanenan, berdasarkan praktik terbaik dan penelitian terkini.

1. Karakteristik Ikan Kerapu Cantang

Ikan Kerapu Cantang; Klasifikasi, Morfologi, Habitat, Reproduksi, Kebiasaan  Makan, Sistem Pertahanan Tubuh - Melek Perikanan

Kerapu cantang adalah ikan hibrida dengan karakteristik unggul yang mewarisi sifat genetik dari kedua induknya. Berikut adalah ciri-ciri utama berdasarkan laporan BPBAP Situbondo dan jurnal ilmiah:

  • Morfologi: Tubuh kompres agak membulat, kulit berwarna kecokelatan dengan lima garis melintang, dan sirip berwarna cokelat dengan bintik-bintik hitam.

  • Pertumbuhan Cepat: Benih berukuran 1–3 inci (2,5–7,6 cm) dapat mencapai berat 100 gram dalam 20 hari. Dalam 5 bulan, berat dapat meningkat dari 100 gram menjadi 1.000 gram, dan dalam 1 tahun, ikan dapat mencapai 2–3 kg.

  • Ketahanan Penyakit: Lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan kerapu macan atau kertang, dengan toleransi tinggi terhadap salinitas (15–33 ppt) dan kepadatan tinggi.

  • Habitat: Menyukai perairan karang dengan salinitas 30–35 ppt, pH 6,5–9, suhu 27–32°C, dan kecepatan arus 0,23–0,50 m/detik. Konsentrasi oksigen terlarut optimal >3 mg/l.

  • Kebutuhan Nutrisi: Sebagai ikan karnivor, membutuhkan pakan berprotein tinggi (47,8–60%), seperti ikan rucah, udang-udangan, atau pakan komersial.

Keunggulan ini menjadikan kerapu cantang pilihan ideal untuk budidaya, terutama di wilayah pesisir Indonesia seperti Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

2. Teknik Pembibitan Ikan Kerapu Cantang KKP Dorong Produksi Ikan Kerapu Cantang Melalui Program Bantuan Benih |  Pilar.ID

Pembibitan (pembenihan) adalah tahap awal yang menentukan keberhasilan budidaya. Proses ini dilakukan secara buatan untuk memastikan kualitas benih yang seragam dan sehat. Berikut langkah-langkah pembenihan berdasarkan praktik di BPBAP Situbondo:

a. Seleksi Induk

  • Kriteria Induk:

    • Induk kerapu macan (betina) dan kerapu kertang (jantan) dipilih berdasarkan kesehatan, tidak cacat fisik, dan matang gonad.

    • Induk betina: Telur diambil melalui kanulasi (memasukkan selang berdiameter 1 mm ke lubang genital sedalam 5–10 cm untuk menghisap telur). Telur yang baik berwarna kuning cerah dan seragam.

    • Induk jantan: Sperma diperiksa dengan stripping (mengurut perut ke arah kelamin). Sperma berkualitas berwarna putih susu dan kental.

  • Sumber Induk: Diambil dari alam atau budidaya, dengan seleksi ketat untuk memastikan genetik unggul.

b. Pemijahan Buatan

  • Proses:

    1. Induk dibius ringan untuk memudahkan penanganan.

    2. Telur dan sperma diambil melalui stripping. Telur dicampur dengan sperma dalam wadah (baskom) menggunakan metode kering (langsung dicampur) atau basah (dicampur dengan air laut). Campuran diaduk perlahan dengan bulu ayam untuk memastikan pembuahan merata.

    3. Telur yang telah dibuahi ditempatkan di bak penetasan dengan aerasi dan sirkulasi air yang baik.

  • Waktu Penetasan: Telur menetas dalam 20 jam setelah pembuahan, menghasilkan larva berukuran 1,6–1,8 mm.

c. Perawatan Larva

  • Kultur Pakan Alami: Larva diberi pakan alami seperti Nannochloropsis sp. (fitoplankton) dan rotifer untuk mendukung pertumbuhan awal. Kepadatan Nannochloropsis sp. harus dijaga sesuai standar (contoh: 10^5 sel/ml).

  • Manajemen Pakan:

    • Hari 1–10: Nannochloropsis sp. dan rotifer.

    • Hari 10–20: Transisi ke Artemia (udang air asin) untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

    • Hari 20 ke atas: Pakan mikropelet untuk mendukung pertumbuhan juvenile.

  • Kualitas Air: Suhu 27–29°C, salinitas 30–33 ppt, pH 7,5–8,5, dan oksigen terlarut >4 mg/l. Air disirkulasi dan disaring untuk mencegah kontaminasi.

  • Kendala Umum: Kematian larva akibat pakan berkualitas rendah, kepadatan tinggi, atau infeksi bakteri. Pengendalian dilakukan dengan menjaga kebersihan bak dan memantau parameter air.

d. Pendederan

  • Tahap Juvenile: Benih berukuran 2–5 cm dipindahkan ke bak pendederan atau KJA kecil dengan kepadatan 100–200 ekor/m³.

  • Pakan: Pakan pelet berprotein tinggi (40–50%) atau ikan rucah cincang. Frekuensi pemberian 2–3 kali sehari (pagi dan sore).

  • Pengamatan: Seleksi benih berdasarkan ukuran dilakukan setiap 2 minggu untuk mencegah kanibalisme. Benih yang sehat memiliki gerakan lincah, warna cerah, dan tidak cacat.

3. Perawatan Ikan Kerapu Cantang di KJA  Cara Budidaya Ikan Kerapu di Keramba dan Tips Perawatannya

Pemeliharaan kerapu cantang di keramba jaring apung (KJA) membutuhkan perhatian terhadap lokasi, peralatan, pakan, dan pengendalian penyakit. Berikut panduan lengkapnya:

a. Pemilihan Lokasi

  • Kriteria Lokasi:

    • Tenang, bebas dari gelombang besar dan jalur pelayaran.

    • Dasar perairan berlumpur, dikelilingi terumbu karang, dan bebas limbah industri.

    • Parameter air: Salinitas 30–35 ppt, suhu 27–32°C, pH 6,5–9, arus 0,23–0,50 m/detik, oksigen >3 mg/l.

  • Contoh Lokasi: Teluk Awang dan Teluk Bumbang (NTB), Pulau Lancang (Kepulauan Seribu), atau perairan Situbondo (Jawa Timur).

b. Persiapan KJA

  • Spesifikasi KJA:

    • Ukuran jaring: 4x4x2,5 m atau 3x3x2 m, terbuat dari bahan polyethylene untuk ketahanan terhadap korosi.

    • Struktur: Rangka bambu atau besi galvanis, dilengkapi pelampung drum plastik.

    • Pembersihan: Jaring dikeringkan dan dicuci dengan air tawar sebelum digunakan untuk menghilangkan biofouling.

  • Peralatan Pendukung:

    • Perahu untuk transportasi.

    • Freezer/kulkas untuk penyimpanan pakan.

    • Aerator untuk menjaga oksigen.

    • Paranet sebagai penutup jaring, serok, timbangan, sprayer, tangki, sikat, dan ember.

c. Penebaran Benih

  • Kualitas Benih: Pilih benih berukuran 9–13 cm, sehat, tidak cacat, lincah, dan memiliki nafsu makan tinggi. Benih hasil pembenihan lebih disarankan karena ukurannya seragam.

  • Padat Tebar: 500 ekor/unit untuk KJA berukuran 4x4x2,5 m, atau disesuaikan dengan kapasitas (50–100 ekor/m³).

  • Waktu Penebaran: Pagi hari untuk mengurangi stres pada benih. Benih dikelompokkan berdasarkan ukuran dan umur untuk mencegah kanibalisme.

d. Pengelolaan Pakan

  • Jenis Pakan:

    • Ikan Rucah/Segar: Tembang, teri, belanak, beloso (Saurida tumbil), kurisi (Nemipterus nematophorus), atau campuran (protein 30–40%).

    • Crustacea: Udang rebon, dogol, atau krosok (Metapenaeus elegans).

    • Pakan Komersial: Pelet berprotein 47,8–60%, diberikan 2 kali sehari (08.00 dan 17.00) secara ad libitum (hingga kenyang).

  • Jumlah Pakan: 10–15% berat badan per hari untuk pertumbuhan maksimal.

  • Frekuensi: 2–3 kali sehari, dengan vitamin mix (contoh: vitamin C) untuk mencegah defisiensi nutrisi.

  • Efisiensi Pakan: Pakan komersial menghasilkan Specific Growth Rate (SGR) 0,56%, Survival Rate (SR) 85%, dan Feed Conversion Ratio (FCR) 3,69, lebih baik dibandingkan ikan rucah, meskipun ikan rucah lebih terjangkau.

e. Pemeliharaan KJA

  • Pembersihan Jaring: Dilakukan setiap 2–3 minggu untuk menghilangkan biofouling yang menghambat sirkulasi air dan oksigen.

  • Pengamatan Pertumbuhan: Seleksi (grading) berdasarkan ukuran dilakukan sebulan sekali untuk mencegah kanibalisme. Panjang, lebar, dan bobot diukur mingguan.

  • Kualitas Air: Pantau parameter air secara rutin menggunakan alat ukur (pH meter, salinometer, termometer). Pastikan tidak ada kontaminasi limbah.

f. Penanganan Penyakit

  • Penyakit Umum:

    • Bakteri: Vibrio alginolyticus, Vibrio harveyi, Streptococcus iniae. Penyebab: Pakan rucah berkualitas rendah atau luka akibat kanibalisme. Gejala: Lesu, nafsu makan turun, luka pada kulit.

    • Ektoparasit: Lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis), menyebabkan luka yang memicu infeksi bakteri sekunder.

  • Pencegahan:

    • Dipping: Rendam ikan dalam air tawar selama 5–10 menit setiap minggu untuk mengurangi parasit. Gunakan aerasi selama proses.

    • Kualitas Pakan: Hindari pakan rucah yang tidak segar.

    • Kebersihan KJA: Bersihkan jaring secara rutin untuk mencegah biofouling.

  • Pengobatan:

    • Gunakan antibiotik (contoh: oxytetracycline) untuk infeksi bakteri, sesuai dosis yang direkomendasikan oleh ahli.

    • Konsultasikan dengan laboratorium kesehatan ikan (contoh: BKIPM Juanda) untuk diagnosis mikroskopis.

4. Pemanenan  Cara Budidaya Ikan Kerapu di Keramba dan Tips Perawatannya

  • Waktu Panen: Ikan siap panen saat mencapai bobot minimal 500 gram (biasanya setelah 6–8 bulan pemeliharaan). Untuk pasar ekspor, bobot ideal 800–1.000 gram.

  • Persiapan:

    • Hentikan pemberian pakan 1–2 hari sebelum panen untuk menjaga kualitas air dan mengurangi stres.

    • Siapkan wadah berisi air laut bersih dengan aerasi untuk transportasi.

  • Metode Panen: Gunakan serok untuk memindahkan ikan secara selektif berdasarkan ukuran. Hindari kepadatan berlebih di wadah transportasi.

  • Pemasaran: Kerapu cantang diminati di restoran seafood domestik dan pasar ekspor (Hong Kong, Singapura). Pastikan ikan segar dengan menjaga rantai dingin selama pengiriman.

5. Kendala dan Solusi dalam Budidaya

Berikut adalah kendala umum dalam budidaya kerapu cantang dan solusinya:

  • Ketersediaan Pakan: Ikan rucah sering sulit didapat dan kualitasnya tidak konsisten. Solusi: Gunakan pakan alternatif seperti pelet berprotein tinggi atau ikan beloso/kurisi yang terjangkau.

  • Penyakit: Infeksi bakteri dan parasit menyebabkan kematian massal. Solusi: Terapkan dipping rutin, jaga kualitas pakan, dan pantau kesehatan ikan secara visual dan mikroskopis.

  • Gelombang Laut: Lokasi KJA rentan terhadap cuaca buruk. Solusi: Pilih lokasi terlindung dan gunakan jaring polyethylene yang kuat.

  • Biaya Operasional: Pakan dan benih berkualitas tinggi meningkatkan biaya produksi. Solusi: Manfaatkan bantuan benih dari KKP (contoh: BPBAP Situbondo) dan optimalkan efisiensi pakan.

6. Dukungan Pemerintah dan Prospek Ekonomi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) aktif mendukung budidaya kerapu cantang melalui:

  • Bantuan Benih: BPBAP Situbondo mendistribusikan 45.100 ekor benih pada 2023, dengan target 104.839 ekor, ke kelompok pembudidaya di Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan NTB.

  • Bimbingan Teknis: Pelatihan tentang teknik budidaya dan pengendalian penyakit.

  • Sarana dan Prasarana: Bantuan KJA dan peralatan untuk kelompok pembudidaya (Pokdakan).

Prospek ekonomi kerapu cantang sangat cerah, dengan peningkatan produksi rata-rata 9,61% per tahun (2010–2014). Permintaan tinggi di pasar domestik dan ekspor, ditambah harga jual yang kompetitif (Rp80.000–150.000/kg), menjadikan budidaya ini menguntungkan.

7. Tips Sukses untuk Pemula

  • Mulai dengan Skala Kecil: Gunakan 1–2 unit KJA untuk meminimalkan risiko.

  • Pilih Benih Berkualitas: Beli dari hatchery terpercaya seperti BPBAP Situbondo untuk memastikan benih bebas penyakit.

  • Pelajari Teknik Pakan: Kombinasikan pakan komersial dan ikan rucah untuk menghemat biaya tanpa mengorbankan pertumbuhan.

  • Jaga Kebersihan KJA: Pembersihan rutin mencegah penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup.

  • Manfaatkan Bantuan KKP: Hubungi BPBAP atau dinas perikanan setempat untuk mendapatkan benih dan pelatihan gratis.

8. Kesimpulan

Budidaya ikan kerapu cantang menawarkan peluang besar bagi pembudidaya di Indonesia, berkat pertumbuhannya yang cepat, ketahanan terhadap penyakit, dan permintaan pasar yang tinggi. Proses pembibitan melibatkan seleksi induk, pemijahan buatan, dan perawatan larva dengan pakan alami seperti Nannochloropsis sp. dan Artemia. Perawatan di KJA memerlukan pengelolaan pakan (10–15% berat badan/hari), pembersihan jaring, dan pengendalian penyakit melalui dipping air tawar. Pemanenan dilakukan saat ikan mencapai bobot 500–1.000 gram, dengan potensi keuntungan signifikan di pasar domestik dan ekspor.

Dengan dukungan KKP melalui bantuan benih dan pelatihan, serta penerapan teknik terbaik, pembudidaya pemula maupun berpengalaman dapat sukses dalam usaha ini. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs resmi KKP (www.kkp.go.id), BPBAP Situbondo (www.bpbapsitubondo.com), atau jurnal seperti South East Asian Aquaculture dan Jurnal Intek Akuakultur. Dengan perencanaan matang dan komitmen, budidaya kerapu cantang dapat menjadi investasi yang menguntungkan dan berkelanjutan.

BACA JUGA: Panduan Lengkap Travelling ke Negara Palau: Petualangan di Surga Pasifik

BACA JUGA: Lingkungan, Sumber Daya Alam, dan Penduduk Negara Palau: Keberlanjutan di Kepulauan Pasifik

BACA JUGA: Seni dan Tradisi Negara Palau: Warisan Budaya Mikronesia yang Kaya