Panduan Lengkap Perawatan dan Pembibitan Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii): Komoditas Laut Bernilai Ekonomis Tinggi

Panduan Lengkap Perawatan dan Pembibitan Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii): Komoditas Laut Bernilai Ekonomis Tinggi

pchotdeals.com, 30 MEI 2025

Penulis: Riyan Wicaksono

Editor: Muhammad Kadafi

Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88 Prospek Pembenihan Ikan Bawal Bintang | Airlangga University Press

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii), dikenal juga sebagai snubnose pompano, adalah salah satu komoditas perikanan laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi di Indonesia dan pasar internasional seperti Singapura, Taiwan, Hong Kong, dan China. Ikan ini populer karena pertumbuhannya yang cepat, kemudahan budidaya, dan harga jual yang menggiurkan, baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor. Keunggulan lainnya adalah waktu pemeliharaan yang relatif singkat untuk mencapai ukuran konsumsi (800–1.000 gram dalam 6–9 bulan) dan kemampuan adaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan, termasuk salinitas yang bervariasi. Artikel ini menyajikan panduan lengkap tentang perawatan dan pembibitan ikan bawal bintang, mencakup biologi, teknik pembibitan, metode pembesaran, manajemen pakan, pengendalian kesehatan, kualitas air, serta tantangan dan potensi budidaya, berdasarkan sumber seperti ResearchGate, South East Asian Aquaculture, Jurnal Sains dan Seni ITS, Pertanianku.com, dan KKP.go.id.

1. Biologi dan Karakteristik Ikan Bawal Bintang

1.1 Klasifikasi dan Morfologi

Ikan bawal bintang termasuk dalam keluarga Carangidae dengan klasifikasi taksonomi sebagai berikut:

  • Kingdom: Animalia

  • Phylum: Chordata

  • Class: Actinopterygii

  • Order: Carangiformes

  • Family: Carangidae

  • Genus: Trachinotus

  • Species: Trachinotus blochii (Lacepède, 1801)

Ciri morfologi bawal bintang meliputi:

  • Bentuk Tubuh: Oval, tinggi, dan pipih (kompresi lateral), memberikan kesan ramping dan lincah.

  • Warna: Putih keperakan dengan sedikit kekuningan. Sirip dada kehitaman, sirip perut putih, serta sirip punggung, dubur, dan ekor berwarna kuning kehitaman.

  • Kepala: Moncong tumpul, mata kecil (diameter mata lebih kecil dari panjang moncong), dan maxilla belakang mencapai depan mata.

  • Sirip: Sirip ekor bercagak dengan lekukan dalam, ujung memanjang. Sirip dada pendek, dan jari-jari lemah pada sirip punggung dan dubur memanjang.

  • Ukuran: Pada ukuran konsumsi, panjang tubuh mencapai 30–40 cm dengan bobot 800–1.000 gram.

1.2 Habitat dan Kebiasaan Hidup

Bawal bintang adalah ikan laut tropis yang hidup di perairan pantai, teluk, dan laguna dengan kedalaman hingga 50 meter. Ikan ini bersifat omnivor, memakan plankton, krustasea kecil, dan tumbuhan laut seperti alga. Mereka adalah perenang aktif, sering ditemukan dalam kelompok kecil, dan mampu beradaptasi dengan salinitas 4–32 ppt, menjadikannya kandidat ideal untuk budidaya air payau.

1.3 Nilai Ekonomis

Bawal bintang memiliki daging berkualitas tinggi, tekstur lembut, dan rasa yang disukai, menjadikannya komoditas ekspor utama. Harga benih ukuran 3 cm dari Balai Budidaya Laut (BBL) Batam berkisar Rp 1.200–1.500/ekor, lebih murah dibandingkan benih impor dari Malaysia (Rp 4.000/ekor). Ikan ukuran konsumsi dijual sekitar Rp 80.000/kg, dengan biaya produksi sekitar Rp 50.000/kg, memberikan B/C ratio 1,73.

2. Teknik Pembibitan Ikan Bawal Bintang INFOMINA] Pengelolaan Induk Ikan Bawal Bintang (Tranchinotus blochii)

Pembibitan (hatchery) bawal bintang di Indonesia telah dilakukan secara komersial sejak 2007, terutama oleh Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam dan BPBL Lombok. Proses ini mencakup pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva hingga benih siap tebar.

2.1 Pemilihan dan Pemeliharaan Induk KKP kembangkan benih bawal bintang hibrida bertajuk ikan "Bawal Sakti" -  ANTARA News

  • Kriteria Induk:

    • Berat 1–2 kg, panjang 30–40 cm, dan gonad matang (stadium IV).

    • Sehat, bebas dari cacat fisik, dan aktif berenang.

    • Berasal dari alam atau budidaya, diutamakan dari perairan lokal untuk adaptasi yang baik.

  • Pemeliharaan Induk:

    • Wadah: Tanki beton atau fiberglass berkapasitas 5–10 m³ dengan kepadatan 5–10 ekor/m³.

    • Kualitas Air: Salinitas 30–32 ppt, suhu 28–30°C, DO 4–5 mg/L, pH 7,7–8,2.

    • Pakan: Pelet berkualitas dengan kandungan protein 40% (diberikan 2–3% dari bobot tubuh/hari) dan suplemen vitamin E untuk meningkatkan kualitas gonad.

    • Manajemen: Induk dipelihara dalam kondisi gelap dengan siklus cahaya 12 jam untuk merangsang pemijahan alami.

2.2 Pemijahan Ini Dia Cara Pembenihan Ikan Bawal Paling Ampuh dan Efektif!

  • Metode:

    • Pemijahan Alami: Induk jantan dan betina (rasio 1:1) dibiarkan memijah secara alami di tanki pemijahan.

    • Pemijahan Buatan: Menggunakan hormon seperti Ovaprim (dosis 0,5 ml/kg bobot induk) untuk merangsang ovulasi, diikuti pengeluaran telur dan sperma secara manual.

  • Proses:

    • Telur yang dihasilkan (diameter 0,8–1 mm) dikumpulkan menggunakan jaring halus.

    • Telur subur berwarna bening dan mengapung, sedangkan telur infertil tenggelam.

    • Telur dipindahkan ke tanki penetasan dengan kepadatan 100–200 telur/liter.

2.3 Penetasan dan Pemeliharaan Larva

  • Penetasan:

    • Telur menetas dalam 18–24 jam pada suhu 28–30°C dan salinitas 30 ppt.

    • Larva yang baru menetas (panjang 2–3 mm) memiliki cadangan kuning telur yang diserap dalam 48–72 jam. Salinitas 30 ppt mempercepat penyerapan kuning telur (48,05 jam).

  • Pemeliharaan Larva:

    • Pakan: Larva diberi pakan alami seperti rotifera (Brachionus plicatilis) pada hari ke-3 hingga ke-15 (kepadatan 10–20 individu/ml), diikuti Artemia pada hari ke-15 hingga ke-25. Rotifera meningkatkan pertumbuhan cepat dan kelangsungan hidup larva.

    • Wadah: Tanki fiberglass atau beton dengan aerasi lembut untuk menjaga oksigen.

    • Kualitas Air: Salinitas 28–32 ppt, suhu 28–30°C, DO >4 mg/L, pH 7,5–8,5.

    • Durasi: Larva dipelihara selama 20–25 hari hingga mencapai ukuran benih (3–4 cm, bobot 2–3 gram).

2.4 Standar Benih

Menurut SNI 7901.3:2013, benih bawal bintang harus memenuhi kriteria:

  • Panjang 3–5 cm, bobot 2–5 gram.

  • Bebas dari cacat fisik, penyakit, dan parasit.

  • Aktif berenang dan responsif terhadap pakan.

  • Kelangsungan hidup minimal 90% saat transportasi.

3. Teknik Pembesaran Ikan Bawal Bintang Aquatec | Keramba Jaring Apung, Dermaga Apung dan Perahu HDPE

Pembesaran bawal bintang dilakukan menggunakan sistem keramba jaring apung (KJA), keramba jaring tancap, atau tambak. Di Indonesia, KJA di laut adalah metode utama, terutama di BPBL Batam, BPBL Lombok, dan BLUPPB Karawang.

3.1 Persiapan Wadah

  • Keramba Jaring Apung (KJA): Terpuruk saat Pagebluk Covid, Permintaan Ikan Budidaya KJA Menanjak Lagi -  Radar Bali

    • Konstruksi: Bingkai kayu atau bambu berukuran 3 x 3 x 3,5 m, dengan jaring polietilen (ukuran mata jaring 0,5–1,5 inci, disesuaikan dengan ukuran ikan).

    • Lokasi: Perairan tenang (teluk atau laguna) dengan kedalaman 5–10 m, arus 0,1–0,3 m/detik, dan salinitas 15–32 ppt.

    • Perawatan: Jaring dibersihkan setiap 1–2 minggu untuk menghindari penyumbatan oleh alga atau biofouling.

  • Keramba Jaring Tancap:

    • Digunakan di tambak dengan kedalaman 1–2 m.

    • Jaring ditancapkan ke dasar tambak, cocok untuk salinitas rendah (14–19 ppt).

  • Tambak:

    • Luas 0,5–2 ha, kedalaman 1–1,5 m, dengan saluran inlet dan outlet untuk sirkulasi air.

3.2 Penebaran Benih DJPB LOMBOK on X: "Penebaran benih ikan bawal bintang di pokja #KJA  @DJPBLOMBOK hasil breading dari pokja #PembenihanFinFish @susipudjiastuti  @s_soebjakto @kkpgoid @BudidayaKKP #budidayamaju #kenalikkp #budidayalaut  sebelum ditebar ikannya di ...

  • Aklimatisasi:

    • Benih dalam kantong plastik dibiarkan mengapung di KJA selama 30–60 menit untuk menyesuaikan suhu.

    • Air KJA dimasukkan perlahan ke kantong hingga benih berenang keluar secara alami.

  • Kepadatan Tebar:

    • Benih ukuran 3–5 cm: 70–80 ekor/m³.

    • Setelah 2 bulan (bobot 80 gram): 50–60 ekor/m³.

    • Ukuran 200 gram: 20–30 ekor/m³.

  • Grading: Pemilahan ukuran dilakukan setiap bulan untuk menghindari kanibalisme dan memastikan pertumbuhan seragam.

3.3 Pemberian Pakan

  • Jenis Pakan:

    • Pelet komersial (Megami Marine Fishfeed atau sejenis) dengan kandungan protein 37–40%.

    • Ukuran pelet disesuaikan dengan bukaan mulut ikan (0,5–2 mm).

    • Pakan tambahan seperti Sargassum sp. atau probiotik (Effective Microorganism-4, EM4) dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup.

  • Dosis Pakan:

    • Bobot 100 gram: 7% dari bobot tubuh/hari.

    • Bobot 100–200 gram: 5%.

    • Bobot 200–300 gram: 4%.

    • Bobot >300 gram: 3%.

  • Frekuensi:

    • 2 kali sehari (pagi dan sore).

    • Frekuensi sekali sehari memberikan efisiensi pakan terbaik (47,32%) dan FCR 2,11.

  • FCR: Rata-rata 8,6 pada KJA, menunjukkan efisiensi pakan yang baik.

3.4 Manajemen Kualitas Air

Kualitas air sangat memengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup (survival rate, SR) bawal bintang:

  • Salinitas: 14–32 ppt, optimal 19–30 ppt untuk pertumbuhan dan konsumsi oksigen.

  • Suhu: 28–31°C.

  • DO: 3–5 mg/L.

  • pH: 7–8,5.

  • Amonia: <1,6 mg/L.

  • Pengelolaan: Aerasi konstan pada tanki atau tambak, pergantian air 30–50% setiap minggu, dan monitoring harian menggunakan refraktometer dan alat ukur DO/pH.

3.5 Pengendalian Kesehatan

  • Penyakit dan Parasit:

    • Cacing Insang (Pyragraphorus hollisae): Menyebabkan penurunan berat dan produktivitas. Pengendalian dengan perendaman air tawar selama 5–10 menit setiap 2 minggu.

    • Ektoparasit: Ditemukan di Teluk Lampung, diatasi dengan menjaga kebersihan jaring dan kualitas air.

  • Pencegahan:

    • Pemberian probiotik (EM4, 80 ml/kg pakan) meningkatkan imunitas dan pertumbuhan.

    • Sampling bulanan untuk memantau kesehatan ikan.

    • Penggunaan anestesi alami seperti ekstrak daun Melastoma malabathricum (25%) untuk transportasi, dengan SR 100%.

3.6 Panen

  • Waktu: 6–9 bulan, saat ikan mencapai bobot 800–1.000 gram.

  • Metode:

    • Jaring diangkat perlahan untuk mengumpulkan ikan.

    • Ikan disortir berdasarkan ukuran dan dikemas dalam wadah berisi air laut dengan aerasi.

  • Hasil: SR mencapai 96% pada tambak KJA tancap, dengan pertumbuhan rata-rata 438 gram dalam 6 bulan.

4. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup

Studi di BPBL Batam menunjukkan:

  • Pertumbuhan:

    • Panjang mutlak: 2,8 cm dalam 21 hari.

    • Bobot mutlak: 20 gram.

    • Laju pertumbuhan spesifik (SGR): 0,5%.

  • Kelangsungan Hidup (SR):

    • 97,1–100% pada salinitas 4–32 ppt selama 28 hari.

    • 93,3–100% dengan pakan tambahan Sargassum sp. atau probiotik.

  • Faktor Pendukung:

    • Salinitas 19 ppt memberikan pertumbuhan bobot terbaik (2,72 gram dalam 28 hari).

    • Pakan sekali sehari meningkatkan efisiensi pakan.

5. Tantangan dalam Budidaya

  • Hama: Kepiting dapat merobek jaring KJA, menyebabkan kehilangan ikan. Solusi: Pemasangan jaring pelindung dan inspeksi rutin.

  • Pakan: Harga pelet berkualitas tinggi relatif mahal. Alternatif: Pakan moist pellet dengan EM4 atau Sargassum sp. untuk mengurangi biaya.

  • Parasit: Cacing insang dan ektoparasit memerlukan manajemen ketat.

  • Benih: Ketersediaan benih lokal masih terbatas, meskipun BBL Batam menghasilkan 150.000 benih/siklus (13 bulan).

  • Kualitas Air: Fluktuasi salinitas atau amonia dapat memengaruhi SR. Monitoring rutin diperlukan.

6. Potensi dan Prospek Budidaya

  • Permintaan Pasar: Meningkat, terutama di pasar internasional, dengan proyeksi produksi 2020–2024 mencapai 2.114–2.519 ton.

  • Keunggulan:

    • Pertumbuhan cepat dan SR tinggi (96–100%).

    • Adaptasi salinitas luas, cocok untuk KJA, tambak, atau polikultur dengan kerang hijau (Perna viridis) atau abalon (Haliotis squamata).

    • Nilai ekonomis tinggi dengan B/C ratio 1,73.

  • Inovasi:

    • Penggunaan probiotik dan pakan alami seperti rotifera atau Sargassum sp..

    • Anestesi alami untuk transportasi, meningkatkan SR hingga 100%.

    • Polikultur untuk efisiensi ruang dan pakan.

7. Kebijakan dan Regulasi

Budidaya bawal bintang di Indonesia diatur oleh:

  • SNI 7901.3:2013: Standar benih bawal bintang.

  • KEP.02/MEN/2007: Cara budidaya ikan yang baik (Good Aquaculture Practices).

  • KEP.07/MEN/2004: Pengadaan dan peredaran benih ikan.

  • PER.19/MEN/2010: Jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan.

8. Rekomendasi Praktis

  • Pembibitan:

    • Gunakan rotifera sebagai pakan larva untuk pertumbuhan optimal.

    • Pastikan salinitas 30 ppt untuk penyerapan kuning telur yang cepat.

  • Pembesaran:

    • Gunakan KJA dengan jaring 1–1,5 inci dan kepadatan tebar 20–80 ekor/m³.

    • Beri pakan pelet protein 37–40% dengan dosis 3–7% bobot tubuh/hari.

    • Tambahkan probiotik EM4 (80 ml/kg pakan) untuk meningkatkan pertumbuhan.

  • Kesehatan:

    • Lakukan perendaman air tawar untuk mencegah cacing insang.

    • Gunakan anestesi alami (Melastoma malabathricum 25%) untuk transportasi.

  • Monitoring: Sampling bulanan untuk pertumbuhan dan kesehatan, serta pengukuran kualitas air harian.

9. Kesimpulan

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) adalah komoditas perikanan laut yang menjanjikan di Indonesia, dengan pertumbuhan cepat, kelangsungan hidup tinggi (96–100%), dan nilai ekonomis yang signifikan (B/C ratio 1,73). Pembibitan memerlukan manajemen induk, pemijahan, dan pakan alami seperti rotifera, sementara pembesaran efektif dilakukan di KJA dengan pakan pelet dan probiotik. Tantangan seperti hama, parasit, dan biaya pakan dapat diatasi dengan inovasi seperti polikultur, anestesi alami, dan pakan alternatif. Dengan kualitas air yang optimal (salinitas 19–30 ppt, suhu 28–31°C) dan kepatuhan terhadap regulasi, budidaya bawal bintang memiliki potensi besar untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan internasional. Penelitian lebih lanjut tentang pakan alternatif dan pengendalian parasit dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan budidaya ini.

BACA JUGA: Panduan Lengkap Travelling ke Negara Palau: Petualangan di Surga Pasifik

BACA JUGA: Lingkungan, Sumber Daya Alam, dan Penduduk Negara Palau: Keberlanjutan di Kepulauan Pasifik

BACA JUGA: Seni dan Tradisi Negara Palau: Warisan Budaya Mikronesia yang Kaya