
pchotdeals.com, 28 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88
Ikan kerapu (Epinephelus spp., Cromileptes spp., dan lainnya) adalah salah satu komoditas perikanan laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi, baik sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias dalam ukuran juvenil. Dikenal karena dagingnya yang lezat dan kandungan gizinya yang tinggi, ikan kerapu seperti kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus), kerapu bebek (Cromileptes altivelis), dan kerapu cantang (Epinephelus fuscoguttatus × Epinephelus lanceolatus) menjadi pilihan utama untuk budidaya di Indonesia, negara maritim dengan potensi perikanan laut yang besar. Namun, budidaya ikan kerapu memerlukan pengetahuan mendalam tentang perawatan dan pembibitan agar sukses. Artikel ini menyajikan panduan lengkap untuk perawatan dan pembibitan ikan kerapu, mencakup persiapan, pemeliharaan, pengendalian penyakit, dan teknik pemijahan, dengan fokus pada keberlanjutan dan keberhasilan bagi pembudidaya pemula.
Pengenalan Ikan Kerapu
Ikan kerapu termasuk dalam keluarga Serranidae, subfamili Epinephelinae, dan dikenal sebagai groupers di pasar internasional. Menurut Marsambuana dan Utojo (2001), terdapat sekitar 46 spesies ikan kerapu di perairan Indonesia, termasuk dalam tujuh genera: Aethaloperca, Anyperodon, Cephalopholis, Cromileptes, Epinephelus, Plectropomus, dan Variola. Beberapa jenis yang populer untuk budidaya meliputi:
-
Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus): Berwarna cokelat dengan bintik-bintik gelap, dikenal sebagai ikan buas dengan sifat kanibal jika kekurangan pakan.
-
Kerapu Bebek/Tikus (Cromileptes altivelis): Berukuran kecil (5-10 cm) bernilai sebagai ikan hias, sedangkan ukuran konsumsi (3 kg) dihargai hingga Rp 350.000–400.000/kg.
-
Kerapu Cantang: Hibrida dari kerapu macan dan kerapu kertang, memiliki pertumbuhan cepat (5–7 ons dalam 7 bulan).
-
Kerapu Lumpur (Epinephelus bleekeri): Populer karena daya tarik konsumsi dan ketahanan terhadap penyakit.
Ikan kerapu hidup di perairan berkarang dengan kedalaman 10–50 meter, membutuhkan kualitas air yang optimal (DO > 5 ppm, salinitas 26–32 ppt, pH 6–9, suhu 27–30°C). Budidaya kerapu di Indonesia biasanya dilakukan dengan Keramba Jaring Apung (KJA) di laut atau tambak di daratan, dengan KJA lebih populer karena mendekati habitat alami ikan.
Persiapan Budidaya Ikan Kerapu 
1. Pemilihan Benih
Pemilihan benih yang berkualitas adalah langkah awal yang krusial. Menurut AquatecIndonesia.com, benih sehat memiliki ciri-ciri berikut:
-
Warna Cerah: Menunjukkan kesehatan dan vitalitas.
-
Gerakan Lincah: Aktif berenang, responsif terhadap rangsangan.
-
Tidak Cacat: Tidak ada luka, deformasi, atau bercak abnormal.
-
Ukuran Seragam: Mengurangi risiko kanibalisme.
-
Nafsu Makan Tinggi: Indikator kesehatan dan kemampuan bertahan.
Benih dapat diperoleh dari hasil tangkapan alam atau pembenihan buatan. Disarankan memilih benih dari balai pembenihan resmi, seperti Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, untuk memastikan kualitas dan keseragaman ukuran (10–13 cm untuk kerapu cantang). Harga benih bervariasi, misalnya kerapu bebek ukuran 5–10 cm dijual Rp 6.000–10.000/ekor, sedangkan benih konsumsi mencapai Rp 300.000–350.000/kg (Rudyct.com).
2. Persiapan Wadah Budidaya 
Dua metode utama budidaya kerapu adalah:
-
Keramba Jaring Apung (KJA): Cocok untuk lokasi dekat pantai. KJA berbahan High Density Polyethylene (HDPE) seperti Aquatec memiliki daya tahan hingga 20–50 tahun dan tahan ombak hingga 2 meter. Ukuran standar KJA adalah 4x4x2,5 m dengan padat tebar maksimum 10 kg/m³ saat panen.
-
Tambak: Digunakan di lokasi jauh dari pantai. Tambak beton berukuran 4x1x1 m³ sering digunakan untuk pembenihan, sedangkan tambak tanah cocok untuk pembesaran.
Langkah Persiapan KJA:
-
Keringkan dan cuci jaring dengan air tawar untuk menghilangkan kotoran dan mikroorganisme.
-
Pasang jaring di lokasi dengan arus air baik dan terumbu karang yang sehat.
-
Lakukan aklimatisasi benih untuk menyesuaikan suhu dan salinitas air (26–32 ppt, suhu 27–30°C).
Langkah Persiapan Tambak:
-
Bersihkan tambak dengan larutan klorin (50–100 ppm), netralkan dengan natrium tiosulfat, dan isi dengan air laut (salinitas 32%) selama 24 jam sebelum penebaran benih.
3. Kualitas Air 
Kualitas air adalah faktor kunci dalam budidaya kerapu. Parameter ideal meliputi:
-
Oksigen Terlarut (DO): >5 ppm, dijamin dengan aerasi yang memadai.
-
Salinitas: 26–32 ppt.
-
pH: 6–9.
-
Suhu: 27–30°C.
-
Amonia dan Nitrit: <0,1 ppm untuk mencegah stres pada ikan.
Pemantauan rutin kualitas air dilakukan dengan alat ukur seperti refraktometer (salinitas) dan pH meter. Sirkulasi air yang baik di KJA mencegah penumpukan limbah, sementara tambak memerlukan penggantian air 15–20% setiap minggu.
Perawatan Ikan Kerapu 
1. Pemberian Pakan
Ikan kerapu adalah karnivor yang rakus, sehingga pakan harus kaya protein. Jenis pakan yang umum digunakan meliputi:
-
Ikan Segar (Rucah): Ikan teri atau sarden segar, diberikan 10–15% dari bobot tubuh, pagi dan sore.
-
Pelet: Pelet dengan kandungan protein 40–45%, cocok untuk efisiensi biaya.
-
Kombinasi Rucah dan Pelet: Memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan berat dan panjang, seperti ditunjukkan dalam penelitian di UNIROW (2013).
Frekuensi pemberian pakan adalah 2 kali sehari (pagi dan sore). Kekurangan pakan dapat memicu kanibalisme, terutama pada kerapu macan. Pakan harus disesuaikan dengan ukuran ikan: benih (10–13 cm) membutuhkan pakan lebih kecil dibandingkan ikan dewasa. Sisa pakan harus dibuang untuk mencegah pencemaran air.
2. Pengendalian Penyakit dan Parasit 
Ikan kerapu rentan terhadap penyakit seperti infeksi bakteri (Vibrio spp.), virus (Nervous Necrosis Virus), dan parasit seperti lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis). Menurut Mahardika et al. (2018), lintah laut dapat dikendalikan dengan perendaman ikan dalam air tawar selama 10 menit setiap 2 minggu.
Langkah Pengendalian:
-
Pemantauan Kesehatan: Amati secara visual untuk mendeteksi ektoparasit, luka, atau perubahan perilaku. Pengamatan mikroskopis dapat dilakukan di laboratorium untuk infeksi spesifik.
-
Pembersihan Jaring: Bersihkan KJA setiap 2–3 minggu dengan menjemur selama 2 hari dan menyemprot dengan air tawar bertekanan tinggi untuk menghilangkan lumpur, sisa pakan, dan lumut.
-
Karantina: Ikan yang sakit harus segera dipisahkan untuk mencegah penyebaran penyakit.
-
Penggunaan Obat: Gunakan obat seperti antibiotik (hanya dengan rekomendasi ahli) atau larutan formalin untuk infeksi parasit, dengan dosis sesuai standar SNI 01-6488.4-2000.
3. Sampling dan Grading
Sampling dilakukan setiap 2–4 minggu untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan ikan. Grading (pemisahan berdasarkan ukuran) diperlukan untuk mencegah kanibalisme, terutama pada kerapu macan. Ikan dengan ukuran berbeda dipisahkan ke jaring atau kolam berbeda.
Pembibitan Ikan Kerapu 
1. Seleksi Indukan
Pemijahan buatan membutuhkan indukan yang matang gonad. Menurut FaunaDanFlora.com:
-
Indukan Jantan: Diidentifikasi dengan mengurut perut (stripping). Sperma yang keluar berwarna putih susu menunjukkan kematangan gonad.
-
Indukan Betina: Diidentifikasi melalui kanulasi (memasukkan selang plastik ke lubang kelamin untuk memeriksa telur). Telur matang berwarna kuning cerah dan bulat.
Indukan unggul dapat diperoleh dari balai budidaya atau hasil kawin silang, meskipun proses kawin silang memakan waktu bertahun-tahun. Indukan harus bebas penyakit, berukuran besar (1–3 kg), dan memiliki riwayat pemijahan yang baik.
2. Pemijahan Buatan
Pemijahan buatan dilakukan untuk meningkatkan produksi benih yang berkualitas. Langkah-langkahnya meliputi:
-
Stripping: Indukan jantan dan betina diurut untuk mengeluarkan sperma dan telur.
-
Pencampuran:
-
Metode Kering: Telur dan sperma dicampur langsung, diaduk dengan bulu ayam untuk pembuahan.
-
Metode Basah: Telur dan sperma dicampur dengan air laut (salinitas 32 ppt), diaduk hingga merata.
-
-
Penetasan: Sancho**: Telur yang telah dibuahi dicuci dengan air laut dan ditebar ke kolam penetasan berukuran 4x1x1 m³. Kolam telah disterilisasi dengan klorin (50–100 ppm) dan dinetralkan.
Telur yang dibuahi mengapung di permukaan air, menandakan pembuahan berhasil. Penetasan memakan waktu 24–48 jam, tergantung suhu (ideal 27–28°C). Larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan setelah 12–30 hari.
3. Pemeliharaan Larva
Larva kerapu sangat rentan pada hari ke-4 hingga ke-9 setelah penetasan, dengan tingkat kematian tinggi. Menurut Ismi et al. (2013), strategi untuk meningkatkan kelangsungan hidup meliputi:
-
Pemberian pakan alami seperti rotifer dan copepod pada hari ke-2 hingga ke-15.
-
Transisi ke pakan buatan (mikropellet) setelah 15 hari.
-
Pemantauan kualitas air ketat untuk mencegah stres larva.
Keunggulan dan Tantangan Budidaya Ikan Kerapu
Keunggulan
-
Nilai Ekonomis Tinggi: Harga kerapu konsumsi mencapai Rp 300.000–400.000/kg, sedangkan benih ikan hias Rp 6.000–10.000/ekor.
-
Permintaan Stabil: Permintaan pasar untuk benih (30.000–60.000 ekor/bulan) dan ikan konsumsi (20–30 ton/bulan) terus meningkat.
-
Pertumbuhan Cepat: Kerapu cantang dapat mencapai 5–7 ons dalam 7 bulan.
-
Fleksibilitas Budidaya: Dapat dilakukan di KJA atau tambak, cocok untuk berbagai lokasi pesisir.
Tantangan
-
Ketersediaan Benih: Kualitas dan kuantitas benih sering kali terbatas, terutama untuk spesies tertentu.
-
Tingkat Kematian Larva: Stadia larva hingga juvenil memiliki tingkat kematian tinggi (hari ke-4 hingga ke-9).
-
Penyakit dan Parasit: Infeksi seperti Vibrio dan lintah laut memerlukan pengendalian ketat.
-
Biaya Operasional: Pakan, perawatan KJA, dan pemantauan air membutuhkan investasi signifikan.
Tips untuk Pemula
-
Mulai dengan Spesies Tahan Penyakit: Kerapu cantang atau kerapu lumpur lebih tahan penyakit dibandingkan kerapu bebek.
-
Gunakan KJA Berkualitas: Pilih KJA berbahan HDPE seperti Aquatec untuk daya tahan dan kebersihan.
-
Lakukan Aklimatisasi: Sesuaikan benih dengan suhu dan salinitas air secara bertahap selama 1–2 jam.
-
Pantau Kualitas Air Secara Rutin: Investasikan dalam alat ukur seperti refraktometer dan DO meter.
-
Bermitra dengan Balai Budidaya: Dapatkan benih dan pelatihan dari BPBL atau lembaga resmi untuk hasil optimal.
-
Jadwal Pembersihan Teratur: Bersihkan KJA setiap 2–3 minggu dan ganti air tambak 15–20% per minggu untuk mencegah penyakit.
Kesimpulan
Budidaya ikan kerapu adalah peluang bisnis yang menjanjikan di Indonesia karena nilai ekonomisnya yang tinggi dan permintaan pasar yang stabil. Namun, keberhasilan memerlukan perhatian terhadap pemilihan benih, persiapan wadah budidaya, pemberian pakan, pengendalian penyakit, dan teknik pemijahan yang tepat. Dengan parameter kualitas air yang optimal (DO > 5 ppm, salinitas 26–32 ppt, suhu 27–30°C), pakan berkualitas (10–15% bobot tubuh), dan perawatan rutin seperti pembersihan KJA dan karantina ikan sakit, pembudidaya pemula dapat mencapai hasil panen yang melimpah dalam 7–8 bulan. Pemijahan buatan meningkatkan ketersediaan benih berkualitas, meskipun memerlukan keahlian khusus. Dengan ketekunan dan penerapan praktik terbaik, budidaya ikan kerapu dapat menjadi usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan, mendukung perekonomian lokal dan ekspor perikanan Indonesia.
BACA JUGA: Pengertian dan Perbedaan Paham Komunisme Menurut Marxisme: Analisis Mendalam
BACA JUGA: Tim Berners-Lee: Pencetus World Wide Web dan Karya Revolusioner yang Mengubah Dunia
BACA JUGA: Dampak Positif dan Negatif Media Sosial di Era 2025: Peluang dan Tantangan dalam Kehidupan Digital